PENALARAN
Teori akuntansi banyak melibatkan proses penilaian kelayakan dan
validitas suatu pernyataan dan argumen. Penalaran memberi keyakinan bahwa
suatu pernyataan atau argumen layak untuk diterima atau ditolak.
Penalaran adalah proses
berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan
terhadap suatu pernyataan atau asersi. Penalaran melibatkan inferensi,
yaitu proses penurunan konsekuensi logis dan melibatkan pula proses penarikan
simpulan/konklusi dari serangkaian pernyataan atau asersi. Maka yang dimaksud dengan penalaran adalah berpikir menggunakan logika terkait dengan bukti dan fakta untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
Proses Penalaran
dibangun atas dasar tiga konsep penting yaitu asersi, keyakinan, dan argumen.
- Asumsi adalah dugaan/perkiraan yang dijadikan landasan berpikir karena dianggap benar, walau belum pasti terdapat bukti dari kebenaran tersebut.
- Hipotesis merupakan pernyataan (dugaan sementara) yang masih harus diuji lagi kebenaran/ validitasnya.
- Pernyataan fakta adalah pernyataan yang nyata, terbukti benar, dan tidak bisa dibantah kebenarannya.
2. Keyakinan adalah menganggap benar (percaya) suatu
pernyataan atau teori. Ada 9 faktor yang mempengaruhi tingkat keyakinan
seseorang terhadap suatu pernyataan, yaitu :
- Properitas keyakinan, pemahaman terhadap properitas keyakinan sangat penting dalam mencapai keberhasilan argumen. Argument dianggap berhasil apabila dapat mengubah keyakinan.
- Keadabenaran, suatu pernyataan akan lebih dipercaya bila sumbernya terpercaya (ahli di bidangnya).
- Bukan pendapat, keyakinan harus dapat dibuktikan secara objektif, bukan berdasarkan kesukaan (preferensi).
- Bertingkat, untuk mendukung suatu pernyataan tingkat keyakinan ditentukan oleh kuantitas dan kualitas bukti.
- Berbias, suatu asersi akan dianggap meyakinkan apabila ada kepentingan didalamnya.
- Bermuatan nilai, yaitu penting-tidaknya keyakinan untuk dipertahankan.
- Berkekuatan, yaitu tingkat keyakinan akan kebenaran suatu asersi (dikatakan tingkat keyakinan suatu pernyataan adalah lemah apabila orang tidak mengerjakan apa yang dinyatakannya).
- Veridikal, yaitu kesesuaian tingkat keyakinan dengan realitas.
- Berketempaan, yaitu dapat-tidaknya suatu keyakinan terhadap asersi diubah oleh bukti.
3. Argumen adalah serangkaian asersi yang digunakan untuk
memperkuat atau mendukung keyakinan demi memperoleh kesimpulan. Argumen bertujuan
untuk mengubah keyakinan kalau memang keyakinan itu pantas untuk diubah.
Terdapat beberapa jenis argumen yaitu, sebagai berikut:
- Argumen Deduktif adalah proses penyimpulan dari suatu pernyataan umum ke pernyataan khusus. Argumen deduktif disebut juga argumen logis (bila premisnya benar, maka konklusinya harus benar). Contohnya:
Premis major: Semua binatang
menyusui punya paru-paru.
Premis minor: Kucing binatang
menyusui.
Konklusi: Kucing mempunyai paru-paru.
- Argumen Induktif adalah proses penyimpulan dari suatu pernyataan khusus ke pernyataan umum. Argumen Induktif disebut juga argumen ada benarnya. Contohnya:
Premis: Satu jeruk dari
karung A manis rasanya.
Premis: Satu jeruk
berikutnya manis rasanya.
Konklusi: Semua jeruk dalam karung A manis rasanya.
- Argumen Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan persamaan/ kemiripan dari dua atau lebih pernyataan (baik dalam karakteristik, pola, fungsi, atau sistem). Contoh:
Premis (1): X dan Y
mempunyai kemiripan dalam hal a, b, c, …
Premis (2): X mempunyai
karakteristik z
Konklusi: Y mempunyai karakteristik z.
- Argumen Sebab-Akibat adalah proses penyimpulan berdasarkan rangkaian sebab-akibat dari suatu pernyataan. Contoh:
“X menghasilkan Y” atau “X memaksa Y terjadi” atau “ X menyebabkan
Y terjadi” atau “Y terjadi akibat X” atau “Y berubah karena X berubah”.
Sebagai dampak dari tujuan argumen (mengevaluasi dan mengubah keyakinan) maka timbulah Kecohan (Fallacy), yaitu argumen yang jelek, tidak sehat, lemah, bahkan tidak masuk akal. Kecohan ini dapat terjadi akibat :
- Strategem (Teknik tipuan) adalah cara meyakinkan seseorang agar dia percaya dan mau mengerjakan sesuatu. Karena itu dalam strategem terkandung trik dan kebohongan. Strategem dapat berupa: persuasi tak langsung, membidik orangnya, menyampingkan masalah pokok, misreprentasi, imbuhan cacah, imbuhan autoritas, imbuhan tradisi, dilema semu, dan imbauan emosi.
- Salah nalar (Reasoning Fallacy) adalah kesalahan struktur atau kaidah-kaidah penalaran dalam menurunkan simpulan, sehingga simpulan menjadi salah atau tidak valid. Beberapa bentuk salah nalar: menegaskan konsekuen, menyangkal anteseden, pentaksaan (equivocation), perampatan-lebih (overgeneralization), parsialitas (partiality), pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan penyebaban, dan pengambilan konklusi pasangan.
Aspek Manusia Dalam Penalaran
Manusia tidak selalu rasional dan mau untuk berargumen, disisi lain tidak semua asersi bisa ditentukan kebenarannya secara objektif. Berikut beberapa aspek manusia yang menjadi penghalang dalam penalaran dan pengembangan ilmu:
- Penjelasan Sederhana, keinginan yang kuat untuk mendapatkan penjelasan sering membuat orang puas dengan penjelasan pertama yang diberikan sehingga dia tidak lagi mengevaluasi kelayakan dari penjelasan tersebut.
- Kepentingan Mengalahkan Nalar, kepentingan sering memaksa untuk memihak suatu posisi (keputusan) meskipun posisi itu lemah argumennya.
- Sindroma Tes Klinis, yaitu apabila seseorang memandang bahwa pandangannya keliru atau tidak valid lagi karena munculnya gagasan-gasan atau pandangan baru.
- Merasionalkan Daripada Menalar, terjadi karena keterbatasan pengetahuan dalam topik yang dibahas.
- Persistensi, yaitu berteguh pada keyakinannya meskipun terdapat argumen kuat bahwa keyakinannya itu sebenarnya salah.
Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
No comments:
Post a Comment